Air adalah sumber kehidupan. Keberadaanya setiap hari adalah teman hidup kita. Untuk mandi, mencuci, masak dan berbagai kebutuhan lainnya, baik di dalam maupun di luar rumah. Namun, ketika kedatangan air menjadi bentuk banjir maka ia seakan datang sebagai musuh yang ingin sekali cepat kita usir jauh-jauh. Lebih-lebih ketika banjir datang dengan besarnya, menenggelamkan rumah-rumah, membawa wabah penyakit, mengunci aktifitas, membuat hancur berantakan segala agenda yang telah kita susun beberapa hari yang lalu, mematikan berbagai tanaman sawah karena lama terendam air, dan berbagai akibat buruk ainnya, sungguh meneyedihkan dan kita tak kuasa untuk melawannya.
Kemudian
apa yang harus kita lakukan jika sudah terjadi demikian. Apakah dengan
mengeluh, menyesali barang-barang berharga yang hanyut terseret arus,
menyayangkan rencana besar yang sudah tersusun dalam agenda kemaren, benci
karena rugi besar karena macetnya roda ekonomi.
Ketika
kita menyesal karena banyak barang berharga yang hanyut, apakah saat belum
terjadi banjir kita sudah membelanjakan harta dan mentasarufkan harta kita di
jalan Allah ? bukankah harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah. Dan Allah
lah yang mengirimkan banjir untuk mengambil titipannya, pantaskah kita sesali
sesuatu yang tidak kita miliki ? . ketika agenda kita hancur berantakan karena
banjir, sudahkah kita manfaatkan waktu-waktu yang sebelum banjir untuk mengabdi
kepada Allah dengan hal-hal bermanfaat yang membawa manfaat ? bukankah waktu
adalah kesempatan dan ladang ibadah karena kita diciptakan dibumi ini adalah
untuk beribadah. Akankah stelah banjir nanti kita akan lebih memperbaiki diri,
dengan langkah introspeksi dan lebih mendekatkan diri kepada Ilahi Sang
penguasa langit Bumi ?
Masihkan
kita mengeluh karena banjir ? bukankah kita lebih baik membangun semangat baru
untuk membenahi diri, membangun diri dan lingkungan sebagai bukti penghambaan
diri kepada Allah SWT.
*mencoba
menangkap isi Khutbah Jum’at 24 Januari 2014 di Masjid Al-Huda, Ngembalrejo Bae
Kudus, pasca banjir besar (20 Januari 2014).
Komentar
Posting Komentar