Langsung ke konten utama

MASIH MENGELUHKAH KARENA BANJIR ?





Air adalah sumber kehidupan. Keberadaanya setiap hari adalah teman hidup kita. Untuk mandi, mencuci, masak dan berbagai kebutuhan lainnya, baik di dalam maupun di luar rumah. Namun, ketika kedatangan air  menjadi bentuk banjir maka ia seakan datang sebagai musuh yang ingin sekali cepat kita usir jauh-jauh. Lebih-lebih ketika banjir datang  dengan besarnya, menenggelamkan rumah-rumah, membawa wabah penyakit, mengunci aktifitas, membuat hancur berantakan segala agenda yang telah kita susun beberapa hari yang lalu, mematikan berbagai tanaman sawah karena lama terendam air, dan berbagai akibat buruk ainnya, sungguh meneyedihkan dan kita tak kuasa untuk melawannya.
Kemudian apa yang harus kita lakukan jika sudah terjadi demikian. Apakah dengan mengeluh, menyesali barang-barang berharga yang hanyut terseret arus, menyayangkan rencana besar yang sudah tersusun dalam agenda kemaren, benci karena rugi besar karena macetnya roda ekonomi.
Ketika kita menyesal karena banyak barang berharga yang hanyut, apakah saat belum terjadi banjir kita sudah membelanjakan harta dan mentasarufkan harta kita di jalan Allah ? bukankah harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah. Dan Allah lah yang mengirimkan banjir untuk mengambil titipannya, pantaskah kita sesali sesuatu yang tidak kita miliki ? . ketika agenda kita hancur berantakan karena banjir, sudahkah kita manfaatkan waktu-waktu yang sebelum banjir untuk mengabdi kepada Allah dengan hal-hal bermanfaat yang membawa manfaat ? bukankah waktu adalah kesempatan dan ladang ibadah karena kita diciptakan dibumi ini adalah untuk beribadah. Akankah stelah banjir nanti kita akan lebih memperbaiki diri, dengan langkah introspeksi dan lebih mendekatkan diri kepada Ilahi Sang penguasa langit Bumi ?
Masihkan kita mengeluh karena banjir ? bukankah kita lebih baik membangun semangat baru untuk membenahi diri, membangun diri dan lingkungan sebagai bukti penghambaan diri kepada Allah SWT.

*mencoba menangkap isi Khutbah Jum’at 24 Januari 2014 di Masjid Al-Huda, Ngembalrejo Bae Kudus, pasca banjir besar (20 Januari 2014).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unek Unik

Diantara ribuan nadham yang terhimpun dalam Alfiyah ibnu Malik ada sebuah nadlom yang ingin Teidjo tulis di sini. yaitu: واجرر أوانصب تابع الذي انخفض # كمبتغي جاه ومال من نهض Satu bait diatas adalah salah satu bait yang terdapat dalam bab اعمال اسم الفاعل yang membahas bahwasannya isim fail itu bisa beramal seperti fi'ilnya. artinya jika fiil itu lazim maka bisa merafa'kan ma'mul marfu'nya (fail). dan ketika isim fail itu terjadi dari fiil muta'addi maka disamping merafakkan fail juga menashabkan maf'ul (ma'mul manshub). akan tetapi ma'mul manshub tersebut bisa juga dibaca jer menjadi mudhaf ilaihnya isim maf'ul tersebut. Nah, bait di atas menjelaskan bahwa ketika ada isim yang mengikuti ma'mul majrur (maf'ul yang menjadi mudhaf ilaih)nya isim fail, maka isim tersebut bisa wajah dua, yakni bisa nashab (mura'atan lil mahal) dan bisa jer (mura'atal lafdhi). sebagai mana contoh: مبتغي جاه ومال من نهض kurang lebih arti

Cintai Aku Karena Alloh

CakA ===== Sebut saja namaku Teidjo, Malam ni ku ingin bercerita tentang perasaanku kepada pembaca yang budiman tentang perasaan ini. Sob, malam ini yang kurassakan adalah sedih, kesepian dan benci pada dir sendiri. Kenapa demikian ? Hal ini terjadi akibat  ulahku sendiri yang tanpa berfikir panjang senantiasa menuruti hawa nafsu yang terbungkus rapi dalam balutan yang disebut cinta. Awalnya, dia yang hingga saat ini masih ku sayangi dan kurindukan sebagai kekasih, ku harapkan sebagai calon isteri, dan satu-satunya/gadis yang pertama  menjadi pacarku, mutusin aku. Ku maklumi keputusannya. Karena sebagai manusia biasa pun aku menyadari bahwa kata-kataku yang kuutarakan padanya akhir-akhir ini membuatnya merasa bersalah. Sebagai wanita baik-baik, yang gigih menjaga harga diri dan menjaga kehormatannya sebagai muslimah, ku rayu, ku bujuk dengan pernyataan-pernyataan cinta yang logis dengan sedikit menggombal hingga akhirnya dia luluh dan menerima cintaku dengan pernyatanny

MEMULYAKAN HARI KELAHIRAN NABI*

Bulan Robiul Awwal adalah bulan yang istimewa bagi ummat Islam. Karena di bulan itu seorang Rasul pembawa Risalah Islamiyyah yang menghantarkan ummat dari gelapnya jahiliyyah menuju peradaban Islam yang terang, Nabi Agung Muhammad SAW dilahirkan di dunia ini pada hari Senin tanggal 12 yang terkenal dengan tahun gajah. Banyak yang berselisih pendapat tentang pengagungannya dengan berbagai peringatan yang penulis sendiri ikuti bersemangat dalam hal ini. Pasalnya, di dalam al-Qur’an memang tidak secara jelas disebutkan perintah ataupun larangan untuk memperingati kelahiran beliau yang mulia ini. Namun secara tidak langsung al-Qur’an memerintahkan kita untuk melakukan hal itu , sebagaimana tertuang dalam Q.S. Yunus: 58: قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang merek