Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Wacana Pemilu 2014

SATU SISI Kemungkaran politik semakin berkembang di bumi persada ini. Masyarkat yang dahulunya mendukung calon pemimpin atau partai idaman mereka, rela saling sikut dengan teman, tak pedulikan saudara dan tetangga. Namun ketika  mereka dikhianati dengan praktik korupsi dan berbagai penyelewengan lain oleh wakil mereka yang dahulunya dibelanya mati-matian,  kepedulianpun hilang. Sehingga bahasa yang muncul adalah, “kalaou gak kerja ya gak makan” sebagai pelampiasan kekecewaan  atas pengorbanan mereka terdahulu.  Ketika keengganan masyarakat untuk memilih wakil rakyat semakin meluas, maka politik uang pun tak terelakkan lagi. Siapa yang membayar dialah yang dipilih, tanpa peduli lagi tentang siapa, dari mana dan bagaimana dia lagi, yang muncul gantian, “wani piro ?, loe tawar ane beli”. Satu suara dihargai mulai lembaran lima ribuan sampai lima puluhan, bahkan lembaran ratusan pun ikut berperan. Ketika  hati pemilih sudah dirajai uang, ia akan menerima siapa saja yang datang